Maraknya pergulan (seks bebas) dan kehamilan di luar nikah pada remaja menjadi sebuah fenomena besar yang memprihatinkan. Bagaimana tidak, anak-anak remaja yang semestinya menjadi tumpuan harapan masa depan malah terjerumus pergaulan sesat seperti ini yang bisa mengakibatkan lenyapnya masa depan yang diimpikan.
Seks bebas merupakan salah satu aktifitas yang dianggap menantang dan mengandung resiko tinggi. Memasuki usia remaja, anak-anak akan cenderung terdorong melakukan hal-hal atau aktifitas beresiko tinggi seperti ini. Mengapa anak-anak remaja gemar sekali melakukan hal-hal yang menantang, bahkan nyaris menyerempet bahaya? bergabung dengan geng motor, tawuran hingga ketertarikan pada dunia seks bebas serta narkotik dan zat terlarang adalah beberapa perilaku yang identik dengan dunia remaja, hal ini tidak lain karena remaja adalah sosok risk taker, individu yang senang melakukan perilaku beresiko.
Perilaku beresiko (risk taking behaviour) merupakan salah satu perilaku yang berbahaya dalam diri seorang remaja. Remaja menjad individu yang haus berpetualang, menuai resiko serta menginnginkan hal-hal baru dan menantang. Sesuatu yang dianggap berbeda dari lingkungannya. Mereka tidak risih menampakkan kemesraan di hadapan orang banyak. Mulai berpegangang tangan dan saling berpandangan mesra dengan banyak cerita indah. Bagaimana di tempat yang sepi? Tentu mereka lebih berani lagi untuk menyatakan cintanya dengan saling merabah, berpelukkan, berciuman dan berakhir dengan hubungan intim. Corak hidup yang permisif (serba boleh) ini menghiasi sebagian kehidupan remaja dengan alasan mengikuti tren zaman.
Lalu, apa yang harus dilakukan oleh orang tua dalam menyelamatkan masa depan anak remajanya? Harus ada usaha perlindungan yang diberikan orang tua secara berkesinambungan dalam menghindari remaja dari seks bebas. Dalam hal ini, ada beberapa tindakan nyata yang dapat dilakukan oleh orang tua pada anak remajanya sebelum mereka terpedaya dari pergaulan bebas yang berbahaya.
Pertama, orang tua harus melindunggi anaknya dengan nilai-nilai agama. Pendidikan agama dalam keluarga hendaknya menjadi prioritas dalam membentenggi anak dari pengaruh negatif yang menggoda. Orang tua harus mampu menanamkan keyakinan dan ketaatan beribadah bagi anak-anaknya. Keyakinan dan ketaatan (melaksanakan shalat) inilah yang akan menuntun mereka dalam kehidupan termasuk dalam pergaulan remaja. Mereka tidak akan mudah terpengaruh dari pergaulan bebas. Mereka menyadari besarnya bahaya dari tindakan yang akan merusak dirinya dan masa depannya. Untuk itu, orang tua harus ketat terhadap pelaksanaan shalat anaknya sebagai bentuk perlindungan pada anak dari seks bebas.
Kedua, melindungi anak dari pergaulan yang tidak benar. Orang tua harus mengetahui betul keadaan pergaulan anak remajanya. Orang tua tidak boleh membiarkan anaknya bergaul dengan siapa saja. Selektif dalam mencari teman sangat membantu remaja terlindung dari pergaulan bebas. Seringkali seks bebas berawal dari ajakan dan pengaruh dari teman sepermainannya. Untuk itu, orang tua harus mampu memberikan pemahaman pada anak tentang bahaya seks bebas dan dosa besar sebagai konsekwensi dari perbuatan bejat itu. Pemahaman ini harus diberikan secara persuasif pada anak sehingga mereka mudah menerimanya dan berusaha berhati-hati dalam pergaulan.
Ketiga, orang tua harus melindunggi anak remajanya dari efek negatif perkembangan teknologi dan informatika yang serba canggih. Berbagai tontonan atau tayangan yang tidak sehat sangat mudah diakses oleh anak remaja kita. Dari hasil riset yang ditemukan oleh Komnas Perlindungan anak dinyatakan bahwa faktor penyebab terbesar terjadinya seks bebas di kalangan remaja karena pengaruh pornografi atau pornoaksi.
Keempat, Mengajarkan kepada anak tentang pendidikan seks merupakan hal yang perlu diprioritaskan ketika anak sudah menginjak dewasa. Mengingat saat ini banyak tempat-tempat menjadi sarana ikhtilat. Sekolah-sekolah konvensional merupakan sarana ikhtilat. Oleh karena itu dibutuhkan pengawasan yang ketat kepada anak agar anak tidak terjun ke dalam perzinaan maupun seks bebas.
Dengan membentengi anak dengan ilmu yang cukup mengenai seksualitas merupakan hal wajib, mengingat saat ini gerusan informasi yang terus menerjang tanpa henti. Banyak siaran-siaran televisi yang banyak menghancurkan kehidupan para remaja. Mulai dari tayangan percintaan dan adegan berpelukkan tanpa sensor. Siapa yang tak akan terjerat dengan jebakkan setan yang begitu kuat dan dahsyat. Berikan pendidikan dan ilmu agama yang baik agar si anak bisa menjaga dirinya sendiri sehingga anak selamat dunia dan akherat.
Post a Comment