
Konon, kritik paling mendalam buat kegamangan generasi kini adalah, lantaan para ayah terlalu sibuk bekerja di luar rumah. Waktunya habis untuk mengumpulkan rupiah demi rupiah untuk dibawa kerumah, tak peduli siang maupun malam. Begitu tekunnya mengejar setiap peluang kesempatan merenggut pendapatan yang lebih besar, posisi jabatan yang strategis, serta kekyaan lahir yang tak ada habisnya. Sampai melupakan kebersamaan dengan anak-anak. Ada fakta yang mengejutkan, sebuah penelitian yang dilakukan di perkotaan, bahkan mengungkapkan bahwa rata-rata ayah bekerja hanya memiliki waktu 15-20 menit saja setiap hari untuk berinteraksi dengan anak-anaknya.
Ketiadaan peran ayah di rumah akibat kelewat sibuk bekerja menimbulkan ketimpangan dalam pengasuhan anak. Selama hari kerja, kebanyakan para ayah hampir selalu absen memenuhi relung-relung batin anaknya yang kesepian. anak-anak sungguh membuktikan kehadiaran ayah dalam kualitas waktu yang lebih banyak. Karena ada hal-hal dalam pengasuhan yang tetap tidak bisa menggantikan peran sentuhan seorang ayah sebagai kepala keluarga.
Begitu banyak masalah anak di negeri ini, karena semua persoalan domestik rumah diserahkan kepada bunda, sementara ayah sibuk di luaran demi mencukupi kebutuhan ramah tangga. Dan hanya sedikit peduli dengan problematika pengasuhan.
Pemuasan kebutuhan pemenuhan kantung batin anak-anak sebenarnya merupakan prioritas yang tak kalah pentingnnya. Di era globalisasi yang mengguncang hati ini, siapapun insan manusia yang tak siap dengan perubahan besar akan terseret "banjir besar" yang tak disadarinya. Apalagi buat buat buah hati yang sedang tumbuh segar dengan polosnya. Selain perhatian bunda, perlu komitmen besar dari sang ayah untuk melangkan lebih banyak waktu berkualitas bagi sang anak.
Inti jalannya, dimulai dengan komunikasi yang selaras, intim dan harmoni antara ibu - ayah - anak merupakan elemen penting keberhasilan sebuah keluarga menemukan harmoni irama hidup hari-hari yang sebenarnya. Hanya keluarga yang mampu menciptakan iklim kedamaian "pembicaraan yang nyambung" meuali dari ranga tamu - tidur- sampai dapar antara semua anggota keluarganya saja yang nanti mampu melejitkan unit terkecil kasih sayang ini berhasil dan sukses melintasi badai tantangan globalisasi ke depan.
Post a Comment