Keanzikal Keanzikal Author
Title: TENTANG KONSEP MUTU
Author: Keanzikal
Rating 5 of 5 Des:
Chandra et al. (1991) mengatakan bahwa kata mutu merupakan salah satu kata yang sering digunakan namun sulit untuk dimengerti. Mutu ad...

Chandra et al. (1991) mengatakan bahwa kata mutu merupakan salah satu kata yang sering digunakan namun sulit untuk dimengerti. Mutu adalah hal yang subjektif dan relatif yang mengandung unsur preferensi dan prasangka. Ada dua karakteristik yang terkandung dalam mutu. Karakteristik pertama yaitu atribut yang dapat diukur, seperti dimensi, komposisi, spesifikasi, kemurnian, dan lain sebagainya. Karakteristik yang kedua adalah atribut yang tidak dapat diukur, seperti rasa, selera, penampilan, daya tarik pelanggan, jasa, dan dukungan penjualan dan atribut tak terukur ini lebih bersifat subjektif. 

Lebih jauh Chandra et al. (1991) mengungkapkan bahwa dalam sejumlah besar kasus, atribut tak terukur secara sendiri tidak dapat memberikan nilai tambah pada suatu produk. Aspek fungsional dari produk juga penting. Adapun salah satu parameter mutu adalah kesenjangan (gap) yang tercipta antara ekspektasi pelanggan dan kemampuan produsen. Semakin kecil gap, maka semakin baik kemampuan produsen dalam memenuhi keinginan pelanggan. Mutu yang tercipta dari biaya yang tinggi menjadi tidak berarti. Harus ada keseimbangan antara mutu yang dapat diterima oleh konsumen dan harga yang bersedia dibayar konsumen. 

Mutu merupakan indikator efisiensi dari sistem ekonomi yang produktif. Sistem yang efisien harus memproduksi barang dan jasa yang dapat diterima dengan harga yang ekonomis. Output harus memenuhi spesifikasi mutu, sementara itu biaya diperoleh melalui optimisasi alokasi sumberdaya. Mutu menghasilkan efisiensi proses dan mampu mengindikasi performa yang baik. Mutu adalah kunci menuju kemakmuran dan kesejahteraan. Gambar 2 menjelaskan kaitan antara mutu, produktivitas, dan kesejahteraan. 

Gambar 2. Kaitan antara mutu, produktivitas, dan kesejahteraan (Chandra, et al., 1991) 

Produktivitas dapat diartikan sebagai perbandingan antara keluaran tertentu dengan jumlah masukan untuk suatu jangka waktu tertentu. Dalam mencapai perbandingan yang memadai, motivasi merupakan salah satu komponen yang perlu dipertimbangkan (Mundel dalam Kustiwan, 1996). Mangkunegara (2002) mengungkapkan definisi motivasi menurut Stanford adalah suatu kondisi yang menggerakkan manusia ke arah suatu tujuan tertentu. 

Menurut Atmosoeprapto dalam Suryandani (2001), ada beberapa hal yang diperlukan untuk memperbaiki produktivitas, yaitu : (1) dukungan dari manajemen puncak, (2) pengetahuan peranan kunci karyawan, (3) pemahaman dan pengertian dari semua level akan maksud dan tujuan dari upaya perbaikan produktivitas, (4) pengadaan sarana dan pengembangan tolok ukur dalam upaya pencapaian sasaran, (5) perbaikan dalam produktivitas sejauh mungkin tanpa mengganggu keselamatan kerja.

About Author

Advertisement

Post a Comment

 
Top